Pembangkit listrik yang ada di Indonesia sebenarnya cukup banyak sekali macam-macamnya. Namun inti dari semua jenis-jenis pembangkit tenaga listrik tersebut adalah generator. Yakni sebuah mesin yang berputar dengan mengubah energi mekanis menjadi energi listrik, dengan menggunakan prinsip kerja medan magnet dan penghantar listrik. Jadi mesin pembangkit listrik (generator) ini dijalankan dengan berbagai sumber energi baik itu dari alam maupun buatan. Contoh sumber energi penggerak generator dari alam ini adalah tenaga air, ombak, angin. Sedangkan energi penggerak buatan seperti diessel, tenaga nuklir, panas/ uap.
Di dunia ini sudah banyak energi penggerak yang dimanfaatkan untuk menggerakkan generator listrik tersebut. Umumnya untuk kebutuhan energi listrik dengan skala besar membutuhkan daya generator yang tinggi. Namun jika hanya untuk 1 atau beberapa rumah saja pembangkit listrik yang sederhana saja sudah cukup. Untuk jenis pembangkit listrik yang banyak dijual dipasaran adalah generator tenaga diessel dan genset. Hanya saja mesin tersebut membutuhkan bahan bakar seperti solar atau bensin. Oleh sebab itu penggunaan diessel atau genset rumahan hanya sebagai alternatif, jika listrik padam. Sedangkan didaerah pegunungan yang jauh dari pembangkit listrik alternatif lainnya adalah dengan menggunakan tenaga surya. Dengan energi listrik tenaga surya/ matahari, tidak dibutuhkan lagi generator sebagai intinya, namun panel surya sebagai pengubah energi sinar matahari menjadi listrik.
Pada kesempatan kali ini masputz.com akan berbagi informasi mengenai pengertian dan berbagai macam pembangkit listrik yang sudah ada dan banyak diterapkan diseluruh dunia, khususnya di Indonesia sendiri.
Macam - macam Pembangkit Listrik
1. PLTA (Pembangkit Listrik Tenaga Air)
Dengan memanfaatkan aliran air sebagai penggerak turbin yang selanjutnya memutar generator listrik, tentu jenis pembangkit listrik ini bisa lebih menghemat biaya. Yakni tidak memerlukan bahan bakar untuk bekerja. Untuk itulah PLTA banyak diterapkan di Indonesia sebagai sumber energi listrik primer. Meski sudah banyak diterapkan tetapi tidak semua daerah di Indonesia memiliki aliran air atau bendungan yang cukup untuk menerapkan metode ini. Khususnya di daerah yang tandus/ kekurangan air.
2. PLTU (Pembangkit Listrik Tenaga Uap)
Uap yang terjadi dari hasil pemanasan boiler/ketel uap pada pembangkit listrik tenaga uap digunakan untuk memutar turbin yang kemudian oleh generator diubah menjadi energi listrik. Energi primer yang digunakan oleh PLTU adalah bahan bakar yang dapat berwujud padat, cair maupun gas. Umumnya di Indonesia bahan bakar untuk memanaskan air agar menghasilkan uap adalah batu bara. Oleh sebab itu pembangkit jenis ini juga disebut sebagai Pembangkit Listrik Tenaga Panas (PLTP).
Terkadang dalam satu PLTU dapat digunakan beberapa macam bahan bakar.PLTU menggunakan siklus uap dan air dalam pembangkitannya. Mula-mula air dipompakan ke dalam pipa air yang mengelilingi ruang bakar ketel. Lalu bahan bakar dan udara yang sudah tercampur disemprotkan ke dalam ruang bakar dan dinyalakan, sehingga terjadi pembakaran yang mengubah bahan bakar menjadi energi panas/ kalor.
3. PLTG (Pembangkit Listrik Tenaga Gas)
Gas yang dihasilkan dalam ruang bakar akan menggerakkan turbin dan kemudian generator, yang akan mengubahnya menjadi energi listrik. Sama halnya dengan PLTU, bahan bakar PLTG bisa berwujud cair (BBM) maupun gas (gas alam). Penggunaan bahan bakar menentukan tingkat efisiensi pembakaran dan prosesnya. Prinsip kerja PLTG adalah udara dimasukkan dalam kompresor dengan melalui air filter/penyaring udara agar partikel debu tidak ikut masuk dalam kompresor tersebut. Pada kompresor tekanan udara dinaikkan lalu dialirkan ke ruang bakar untuk dibakar bersama bahan bakar.
4. PLTGU (Pembangkit Listrik Tenaga Gas dan Uap)
Gas dan Uap merupakan kombinasi antara PLTG dan PLTU. Gas buang PLTG bersuhu tinggi akan dimanfaatkan kembali sebagai pemanas uap di ketel penghasil uap bertekanan tinggi. Ketel uap PLTU yang memanfaatkan gas buang PLTG dikenal dengan sebutan Heat Recovery Steam Generator (HRSG). Dalam pengoperasiannya daya PLTG yang diatur dan daya PLTU akan mengikuti saja. PLTGU merupakan pembangkit yang paling efisien dalam penggunaan bahan bakarnya. Secara umum HRSG tersebut adalah pengganti boiler pada PLTU, yang bekerja untuk menghasilkan uap. Setelah uap dalam ketel cukup banyak, uap tersebut akan dialirkan ke turbin uap dan memutar generator untuk menghasilkan daya listrik. Dan efisiensi PLTGU lebih baik dari pusat listrik termal lainnya mengingat listrik yang dihasilkan merupakan penjumlahan yang dihasilkan PLTG ditambah PLTU tanpa bahan bakar.
5. PLTP (Pembangkit Listrik Tenaga Panas bumi)
Panas Bumi Panas bumi merupakan sumber tenaga listrik untuk pembangkit Pusat Listrik Tenaga Panas (PLTP). Sesungguhnya, prinsip kerja PLTP sama saja dengan PLTU. Hanya saja uap yang digunakan adalah uap panas bumi yang berasal langsung dari perut bumi. Karena itu, PLTP biasanya dibangun di daerah pegunungan dekat gunung berapi. Biaya operasional PLTP juga lebih murah daripada PLTU, karena tidak perlu membeli bahan bakar, namun memerlukan biaya investasi yang besar terutama untuk biaya eksplorasi dan pengeboran perut bumi. Pembangkit listrik jenis ini belum cukup banyak di Indonesia. Hanya didaerah yang dekat pegunungan berapi yang bisa memanfaatkan energi ini.
6. PLTD (Pembangkit Listrik Tenaga Diesel)
Pembangkit listrik ini berbahan bakar BBM (solar), biasanya digunakan untuk memenuhi kebutuhan listrik dalam jumlah beban kecil, terutama untuk daerah baru yang terpencil atau untuk listrik pedesaan. Di dalam perkembangannya di Indonesia PLTD dapat juga menggunakan bahan bakar gas (BBG). Mesin diesel ini menggunakan ruang bakar dimana ledakan pada ruang bakar tersebut menggerak torak/piston yang kemudian pada poros engkol dirubah menjadi energi putar. Energi putar ini digunakan untuk memutar generator yang merubahnya menjadi energi listrik. Untuk meningkatkan efisiensi udara yang dicampur dengan bahan bakar dinaikkan tekanan dan temperaturnya dahulu pada turbo charger. turbo charger ini digerakkan oleh gas buang hasil pembakaran dari ruang bakar.
7. PLTS (Pembangkit Listrik Tenaga Surya)
Pada prisipnya panel surya Solar Cell mengubah sinar matahari menjadi energi listrik yang kemudian disimpan dalam baterai atau aki untuk digunakan setiap saat. Prinseip kerjanya tidak lagi menggunakan generator listrik sebagai pembangkitnya, akan tetapi menggunakan panel surya yang umumnya dipasang diatap rumah atau daerah yang mudah terkena sinar matahari. Untuk lebih jelasnya lihat tentang kelebihan dan kelemahan energi listrik tenaga surya.
8. PLTO (Pembangkit Listrik Tenaga Ombak)
Salah satu energi di laut tersebut adalah energi ombak yang merupakan sumber energi yang cukup besar. Ombak merupakan gerakan air laut yang turun-naik atau bergulung-gulung, merupakan energi alternatif yang dibangkitkan melalui efek gerakan tekanan udara akibat fluktuasi pergerakan gelombang. Jenis pembangkit lihanya bisa diterapkan di daerah yang dekat dengan laut. Khususnya yang memiliki ombak besar sebagai penggerak generatornya.
9. PLTSa (Pembangkit Listrik Tenaga Sampah)
Pemerintah Kota Bandung sudah menerapkan pembangkit listrik tenaga sampah. yaitu sampah dimanfaatkan menjadi sumber energi listrik (Waste to Energy) atau yang lebih dikenal dengan PLTSa (Pembangkit Listrik Tenaga Sampah). Konsep Pengolahan Sampah menjadi Energi (Waste to Energy) secara ringkas (TRIBUN, 2007) adalah sebagai berikut :
- Pembakaran sampah menggunakan teknologi pembakaran yang memungkinkan berjalan efektif dan aman bagi lingkungan. Suhu pembakaran dipertahankan dalam derajat pembakaran yang tinggi (di atas 1300°C). Asap yang keluar dari pembakaran juga dikendalikan untuk dapat sesuai dengan standar baku mutu emisi gas buang.
- Pemanfaatan panas hasil pembakaran sampah akan menghasilkan panas yang dapat dimanfaatkan untuk memanaskan boiler. Uap panas yang dihasilkan digunakan untuk memutar turbin dan selanjutnya menggerakkan generator listrik.
10. PLTN (Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir)
Prinsip kerja PLTN sebenarnya tidak jauh berbeda dengan pembangkit listrik konvensional, yakni; air diuapkan di dalam suatu ketel melalui pembakaran. Uap yang dihasilkan dialirkan ke turbin yang akan bergerak apabila ada tekanan uap. Perputaran turbin digunakan untuk menggerakkan generator, sehingga menghasilkan tenaga listrik. Perbedaannya dengan pembangkit listrik konvensional adalah bahan bakar untuk menghasilkan panas menggunakan bahan bakar fosil seperti ; batubara, minyak dan as sehingga bisa mencemari udara/ lingkungan. Sedangkan pada PLTN panas yang digunakan untuk menghasilkan uap yang sama, dihasilkan dari reaksi pembelahan inti bahan fisil (uranium) dalam reactor nuklir. Sebagai pemindah panas biasa digunakan air yang disirkulasikan secara terus menerus selama PLTN beroperasi. Proses pembangkit yang menggunakan bahan bakar uranium ini tidak melepaskan partikel seperti CO2, SO2, atau NOx, juga tidak mengeluarkan asap atau debu yang mengandung logam berat yang dilepas ke lingkungan. Oleh karena itu PLTN merupakan pembangkit listrik yang ramah lingkungan.
11. PLTPS (Pembangkit Listrik Tenaga Pasang Surut)
Energi pasang surut (tidal energy) merupakan energi yang terbarukan. Prinsip kerja nya sama dengan pembangkit listrik tenaga air, dimana air dimanfaatkan untuk memutar turbin dan menghasilkan energi listrik. Sehingga energi listrik jenis ini bisa dikatakan gratis, dan memiliki produksi listrik stabil karena pasang surut air bisa diprediksi
Itulah berbagai macam pembangkit listrik yang banyak diterapkan didunia ini. Semoga sedikit informasi diatas bisa bermanfaat buat anda. Jangan lupa untuk membaca kelebihan dan kekurangan listrik prabayar dan pascabayar.
Referensi :
http://www.detikfinance.com/index.php/detik.read/tahun/2007/bulan/08/tgl/07/time/104539/idnews/814179/idkanal/4
0 Komentar Untuk "Pengertian dan Macam - macam Pembangkit Listrik"
Post a Comment
Komentar yang Anda kirim akan terlihat setelah admin menyetujuinya dan Mohon maaf link aktif dan kata berbau syara' tidak akan dipublikasikan. Terimakasih atas kerjasamanya.