Sudah sejak lama asap menyelimuti Pulau Sumatera. Khususnya di Propinsi Riau tempat saya tinggal asap belum juga teratasi. Entah apa penyebab pastinya saya sendiri juga belum tahu, namun dari sekian banyak media memberitakan bahwa setiap hari titik api dibeberapa wilayah Sumatera selalu bertambah. Satu titik selesai tiga titik bertambah. Memang didaerah Riau sendiri banyak PT dan pabrik pengolahan sawit yang kabarnya terus memperluas area penanamannya. Selain itu banyak juga masyarakat yang tanpa mempedulikan akibat dari pembakaran perkebunannya. Mungkin untuk perkebunan masyarakat masih bisa dibilang skala kecil, tapi kalau hutan milik PT atau perusahaan tentu ratusan bahkan ribuan hektar yang dibakar. Itulah sebabnya asap tidak kunjung mereda hingga posting ini saya tulis.
Akibat dari pembakaran hutan dan perkebunan ini, tentu adanya asap yang terus mengepul tidak ada habisnya. Mungkin yang berada diluar wilayah Sumatera bisa menyaksikannya melalui media Televisi atau Internet. Namun bagi yang mengalaminya langsung seperti saya contohnya, tentu akan merasakan dampak yang sangat buruk sekali. Nah berikut adalah dampak yang saya rasakan saat posting ini dibuat (kebetulan asapnya semakin tebal hari ini).
- Suasana pengap seperti terkurung dalam ruangan tanpa udara.
- Kepala terasa berat dan lemas (mungkin karena kurangnya oksigen ke otak).
- Nafas terasa ngos-ngosan, apalagi saat berkendara dijalan.
- Udara terasa tidak netral dan
- Mudah mengalami flu dan sebagainya.
Mungkin hal ini akan berbeda dengan pendapat yang lainnya. Kalau kita pernah melihat embun tebal dipagi hari, mungkin seperti itulah penampakannya, akan tetapi saat Anda menghirupnya akan terasa begitu pengap dan tidak begitu nyaman. Gara-gara asap tersebut membuat pekerjaan saya jadi terbengkalai, mungkin hal ini juga dialami oleh masyarakat lainnya di sini. Lambatnya dalam mengurus setiap pekerjaan disebabkan karena beberapa hal, diantaranya:
- Akses jalan yang diselimuti asap, sehingga distribusi barang lebih lambat.
- Tidak bisa berkendara dengan cepat.
- Suasana tidak nyaman dan takut sakit dan lain-lain.
Oleh karena itu saat ini sekolah sering kali diliburkan, bahkan saya yang kebetulan mengajar juga di salah satu sekolah diRokan Hulu Riau dua bulan yang lalu diliburkan, kemudian setelah Idhul Adha masuk lagi, Kemudian saat ini 22 Oktober 2015 Libur lagi sampai hari minggu depan. Lalu siapa yang patut disalahkan? Jawab sendiri saja ya.
Setiap kali hendak mereparasi barang elektronika tentu membutuhkan sparepart yang harus saya beli ke toko yang agak jauh dari sini. Karena akses jalan yang diselimuti asap, tentu harus pakai senjata lengkap seperti masker, helm, jaket dan sebagainya. Meski begitu terkadang sampai dirumah nafas masih juga terasa sesak, capek. Padahal saat normal biasa saja. Hal inilah salah satu penyebab pekerjaan saya jadi terbengkalai, makanya beberapa kali kemarin tidak update posting, ya karena pekerjaan didunia nyata yang belum selesai. Makanya saya update posting ini sekalian mohon maaf jika email atau komentar, sms belum terbalas. Semoga Bencana asap ini bisa cepat teratasi, Amiin.
0 Komentar Untuk "Gara - Gara Asap di Riau, Pekerjaanku Jadi Terbengkalai"
Post a Comment
Komentar yang Anda kirim akan terlihat setelah admin menyetujuinya dan Mohon maaf link aktif dan kata berbau syara' tidak akan dipublikasikan. Terimakasih atas kerjasamanya.